Senin, 10 Oktober 2011

Tugas Artikel


HASIL BELAJAR KETERAMPILAN PSIKOMOTOR IPA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN CHILDREN LEARNING IN SCIENCE PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 BATUPANJANG KABUPATEN BENGKALIS
Zuraida Siregar
Guru SMP N 1 Rupat

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hasil belajar keterampilan psikomotor IPA melalui penerapan model pembelajaran Children Learning In Science (CLIS) pada materi Gerak Lurus. Subjek penelitian adalah siswa kelas VII.1 SMP Negeri 1 Batupanjang Tahun Pelajaran 2006/2007 yang berjumlah 36 orang.Instrumen pengumpulan data penelitian berupa soal tes keterampilan psikomotor. Tes diberikan setelah proses pembelajaran dilakukan. Dalam menganalisis data, digunakan teknik analisis deskriptif yang meliputi  efektifitas pembelajaran, ketuntasan hasil belajar berupa ketuntasan belajar siswa dan ketuntasan tujuan pembelajaran. Hasil analisis data menunjukkan efektifitas pembelajaran adalah 75% dengan kategori cukup efektif. Ketuntasan belajar siswa 58,3%  dengan kategori tidak tuntas dan ketuntasan tujuan pembelajaran 25% dengan kategori tidak tuntas.

Kata kunci: Keterampilan Psikomotor, Children Learning In Science

 

PENDAHULUAN
IPA merupakan salah satu disiplin ilmu yang berkembang sangat pesat, baik materi maupun kegunaannya. Pembelajaran IPA diselenggarakan bertujuan untuk mempersiapkan siswa agar dapat menerapkan konsep - konsep IPA dalam kehidupan sehari - hari dengan melatih melakukan pengamatan, percobaan, berdiskusi, dan mengambil kesimpulan dari kegiatan-kegiatan tersebut.
Hasil belajar siswa dirumuskan sebagai tujuan pengajaran secara umum yang dinyatakan dalam bentuk yang lebih spesifik. Untuk mencapai tujuan pengajaran secara maksimal maka hasil belajar tidak hanya terbatas pada kawasan kognitif, tetapi meliputi juga kawasan afektif dan psikomotor.
   Hasil belajar psikomotor merupakan suatu keterampilan siswa yang melibatkan antara indera dan otot. Hasil belajar psikomotor tidak begitu prioritas dibeberapa mata pelajaran. Namun pada mata pelajaran IPA, hasil belajar psikomotor tidak dapat diabaikan. Berdasarkan pengamatan peneliti, hasil belajar  keterampilan psikomotor siswa kelas VII SMP Negeri 1 Batupanjang belum memuaskan khususnya pada materi pokok gerak lurus.
Keberhasilan guru dalam menciptakan suasana belajar yang kondusif menyebabkan siswa termotivasi, maka memungkinkan peningkatan hasil belajar sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan (Maidiyah, 1998). Salah satu model pembelajaran yang memungkinkan hal ini tercapai adalah model pembelajaran Children Learning In Science (CLIS).

B.     Rumusan Masalah

            Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat dirumuskan permasalahan  yaitu “Bagaimana  hasil belajar keterampilan psikomotor IPA setelah penerapan model pembelajaran Children Learning In science pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Batupanjang pada materi pokok  gerak lurus.
C.    Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hasil belajar keterampilan psikomotor IPA dengan model pembelajaran CLIS pada siswa kelas VII.1 SMP Negeri 1 Batupanjang pada materi pokok gerak lurus.

D. Manfaat Penelitian
            Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1.      Bagi siswa, model pembelajaran ini diharapkan dapat melatih keterampilan psikomotor siswa dalam pembelajaran IPA.
2.      Bagi guru, dengan model pembelajaran CLIS dapat dijadikan alternatif model pembelajaran IPA di SMP Negeri 1 Batupanjang.
3.      Bagi Sekolah, tindakan  yang dilakukan pada penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam rangka peningkatan mutu pembelajaran IPA di SMP Negeri 1 Batupanjang.
4.      Bagi peneliti, hasil penelitian ini diharapkan menjadi dasar dalam rangka menindaklanjuti penelitian dengan cakupan yang lebih luas.LANDASAN TEORI

E. Model Pembelajaran Children Learning In science (CLIS)
Istilah model pembelajaran menurut Arends (dalam Ibrahim M,2006) adalah kerangka konseptual yang menuntun guru untuk melakukan perencaaan pengajaran dan memandunya didalam proses belajar mengajar. Setiap model pembelajaran memiliki karakteristik yang unik. Hal ini ditandai dengan adanya tujuan, sintak (tahapan pembelajaran), dukungan teoritis, sistem pengelolaan, serta lingkungan belajar yang unik.
Model pembelajaran CLIS pertamakali dikembangkan oleh kelompok “Children Leaming In Science” di Inggris yang dipimpin oleh Driver dan Tyler. Driver (dalam Apratiswan, 2005) memberi nama rangkaian fase pembelajaran pada model CLIS dengan “General Structure of a Cunstructivist Teaching Seguence”          Sedangkan Tyler (dalam Apratiswan, 2005) menyebutnya Constructivism and  Conceptual Change Views of Learning In Science”
Model pembelajaran CLIS terdiri dari 5 tahap utama, yaitu:
1.  Orientasi (orientation) merupakan usaha guru untuk memusatkan perhatian siswa.
2. Pemunculan gagasan (elication of ideas) merupakan upaya memunculkan konsepsi awal siswa. Bagi guru tahapan ini merupakan upaya eksplorasi pegetahuan awal siswa.
3. Penyusunan ulang gagasan (restructuring of ideas), merupakan upaya memperjelas atau mengungkapkan gagasan awal siswa tentang suatu topik secara umum. Tahap kostruksi gagasan baru dan evaluasi dilakukan untuk mencocokan gagasan yang sesuai dengan fenomena yang dipelajari guna mengkonstruksi gagasan baru.
4. Penerapan gagasan (apliction of ideas), pada tahapan ini siswa diminta menjawab pertanyaan yang disusun antuk menerapkan konsep ilmiah yang telah dikembangkan siswa kedalam situasi baru. Gagasan yang telah direkonstruksi ini dalam aplikasinya dapat digunakan untuk menganalisis isu-­isu dan memecahkan masalah yang ada di lingkungan.
5. Pemantapan gagasan (review change in ideas). Konsep yang telah diperoleh siswa perlu diberi umpan balik oleh guru untuk memperkuat konsep ilmiah tersebut. Dengan demikian diharapkan siswa yang konsepsi awalnya tidak konsisten dengan konsep ilmiah dengan sadar akan mengubah konsepsi awalnya menjadi konsep ilmiah.
F. Hasil Belajar Keterampilan Psikomotor
      Hasil belajar siswa didefenisikan sebagai produk, keterampilan dan sikap yang tercermin didalam perilaku sehari-hari (Ibrahim, 2006). Hasil belajar yang tampak pada siswa dapat berupa hasil belajar kognitif, afektif dan psikomotor.
Ranah psikomotor adalah ranah yang berhubungan dengan aktivitas fisik. Menurut Ibrahim (2006) hasil belajar psikomotor adalah suatu keterampilan yang dapat dilakukan oleh seseorang dengan melibatkan koordinasi antara otot dan indera. Bloom (1979) berpendapat bahwa ranah psikomotor ini berhubungan dengan hasil belajar yang pencapaiannya melalui keterampilan manipulasi yang melibatkan otot dan kekuatan fisik (Depdiknas, 2004).
Sumber : Daryanto (2001).
Keterampilan psikomotor dicapai seseorang secara berurutan. Dave (1970) (dalam Ibrahim, 2006) mengembangkan taksonomi hasil belajar menjadi :
1.      Imitasi (Imitation) adalah kemampuan melakukan kegiatan-kegiatan sederhana dan sama persis dengan yang dilihat atau diperhatikan sebelumnya. Contohnya mengamati dan meniru perilaku orang lain.
2.      Manipulasi (Manipulation) adalah kemampuan melakukan kegiatan sederhana yang belum pernah dilihatnya tetapi berdasarkan pada pedoman atau petunjuk saja.
3.      Keakuratan (Precision) adalah kemampuan melakukan kegiatan-kegiatan yang akurat sehingga mampu menghasilkan produk kerja yang presisi. Biasanya dilakukan dengan tepat secara independen meskipun tanpa keberadaan sumber aslinya.
4.      Artikulasi (Articulation) adalah kemampuan melakukan kegiatan yang kompleks dan presisi sehingga produk kerjanya merupakan sesuatu yang utuh. Pengkombinasian dua atau lebih keterampilan, pengurutan, dan pengimplementasian yang dilakukan secara konstan.
5.      Naturalisasi (Naturalization) adalah kemampuan melakukan kerja secara refleks. Pengkombinasian dua atau lebih keterampilan dan pengurutan dilakukan secara konsisten dan dengan mudah. Kinerja berlangsung otomatis dan gerakan-gerakan fisik yang tidak relevan sangat berkurang
Menurut Simpson (1971), taksonomi tujuan pendidikan ranah psikomotor terdiri dari aspek-aspek sebagai berikut : (1). Persepsi, (2). Fisik dan emosi, (3). Respon terpimpin, (4). Mekanisme, (5). Complek overt response, (6). Penyesuaian, (7). Organisasi (Natuna,DA.: 2004 )

METODE PENELITIAN
A.    Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilakukan mulai bulan Maret sampai dengan Juni 2007 di SMP Negeri 1 Batupanjang.

B.     Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian ini adalah penelitian deskriptif, yaitu mendeskripsikan hasil belajar keterampilan psikomotor IPA dengan model pembelajaran Children Learning In Science (CLIS).

C.    Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII.1 SMP Negeri 1 Batupanjang berjumlah   36 siswa, 19 orang siwa perempuan dan 17 orang siswa laki-laki.
D.    Rancangan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang dikemukakan, maka penelitian ini didesain menggunakan rancangan The One Shot- Case Study (Depdikbud,1986), yaitu penelitian melakukan pengukuran sesudah perlakuan seperti berikut:
                                 X --------------- T
Dimana :  X     :           Perlakuan dengan model pembelajaran CLIS
                 T     :           Skor hasil belajar keterampilan psikomotor siswa dengan model pembelajaran CLIS
E.     Instrumen Penelitian
Pada penelitian ini menggunakan dua instrumen penelitian yaitu : perangkat pembelajaran dan instrumen pengumpulan data.
a.       Perangkat pembelajaran
Perangkat pembelajaran yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari : Silabus,  Rencana pelaksanaan pembelajaran , LKS (Lembar Kerja Siswa)
b.      Instrumen Pengumpulan Data
Untuk melakukan pengukuran hasil belajar keterampilan psikomotor dilakukan  tes unjuk kerja. Instrumen untuk mengamati jawaban siswa  berupa lembar penilaian. Lembar penilaian adalah lembar yang digunakan untuk menilai kinerja siswa atau menilai kualitas pelaksanaan aspek keterampilan yang diamati yang dilengkapi dengan rubrik penilaian. Tes unjuk kerja terdiri dari 4 (empat soal) yang mengggambarkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
F.     Teknik Pengumpulan Data
Tenik pengumpulan data dilakukan dengan memberikan tes hasil belajar. Pemberian ini dilakukan setelah dilaksanakan proses pembelajaran IPA dengan model pembelajaran Children Learning In Science.
G.    Teknik Analisa Data
            Teknik analisa data dalam  penelitian ini akan dilakukan dengan menggunakan teknik analisis deskriptif, yaitu untuk melihat gambaran hasil belajar siswa meliputi:
1.      Daya Serap
            Untuk mengetahui daya serap yang diperoleh siswa dari hasil belajar keterampilan psikomotor digunakan kriteria sebagai berikut pada tabel 3.





Tabel 3. Kategoro Daya Serap
Interval ( % )
Kategori
85 – 100
70 – 84
50 – 69
0 – 49
Amat baik
Baik
Cukup
Kurang baik
(Depdikbud,1994)
2.      Efektifitas Belajar
Setelah kegiatan pembelajaran dilakukan, maka perlu diketahui efektifitas pembelajaran. Pedoman untuk mengetahui efektifitas pembelajaran dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4. Kategori Efektifitas Pembelajaran
Interval ( % )
Kategori
91 – 100
81 – 90
71 – 80
61 – 70
     <60
Sangat efektif
Efektif
Cukup efektif
Kurang efektif
Tidak efektif
(Depdikbud,1994)
3.      Ketuntasan Belajar
a.       Ketuntasan individu dan ketuntasan belajar siswa klasikal.

Siswa dikatakan tuntas apabila siswa tersebut mencapai nilai ³ 75%.

Kelas dikatakan tuntas apabila 85% dari jumlah siswa telah tuntas.
b.      Ketuntasan tujuan pembelajaran dan  ketuntasan materi pelajaran.
 
            Dengan kriteria suatu tujuan pembelajaran dinyatakan tuntas apabila 85% dari jumlah siswa telah tuntas pada tujuan pembelajaran tersebut.
Kriteria ketuntasan materi pembelajaran secara klasikal dinyatakan tuntas apabila > 85% dari tujuan pembelajaran yang dijelaskan telah dikuasai siswa.


HASIL DAN PEMBAHASAN
 
A.    Deskripsi Proses Pembelajaran
1.      Aktifitas Belajar siswa
            Pada saat kegiatan pembelajaran melalui penerapan model pembelajaran CLIS dilaksanakan, siswa secara umum  mengikuti proses pembelajaran dengan  tertib, serius dan antusias. Proses pembelajaran pertemuan pertama siswa nampak antusias terutama pada saat mengerjakan LKS 1 karena kegiatan  berlangsung di luar kelas. Kendala ditemuai pada pertemuan ke dua, karena   untuk memberikan pengetahuan awal pada siswa guru terlebih dahulu mendemonstrasikan percobaan yang ada pada LKS 2, walaupun sudah dipersiapkan sebelumnya masih ditemui kendala sehingga waktu tersita. Kendala lain adalah Siswa kelas VII.1 belum terlatih menggunakan peralatan praktikum. Sehingga diperlukan penjelasan berulang.

B.     Hasil Belajar Keterampilan Psikomotor
Berdasarkan data yang diperoleh dari tes hasil belajar keterampilan psikomotor dengan menggunakan model pembelajaran CLIS. Tes hasil belajar hanya dilakukan pada 2 (dua) kelompok yang mewakili kelas yang dipilih secara undi. Perolehan skor tes hasil belajar keterampilan psikomotor pada materi gerak lurus dapat dilihat pada lampiran 9, 10,  dan 11. Data ini diolah dengan analisis deskriptif untuk mendapatkan gambaran hasil belajar psikomotor siswa. Analisis deskriptif yang dilakukan adalah tentang daya serap, efektifitas pembelajaran dan ketuntasan belajar yang terdiri dari ketuntasan individu dan ketuntasan tujuan pembelajaran.
1.      Daya Serap Keterampilan Psikomotor
Dari pengolahan data yang dapat dilihat pada lampiran 12 diperoleh daya serap keterampilan psikomotor siswa melalui penerapan model pembelajaran CLIS pada materi pokok gerak lurus seperti tergambar pada tabel 5.


Tabel 5. Daya Serap Keterampilan Psikomotor Siswa
No
Interval
Kategori
RPP 01
RPP 02
RPP 03
Materi pokok gerak
1
85-100
Amat baik
33.3
-
91.7
33.3
2
70-84
Baik
25
58.3
0.83
33.3
3
50-69
Cukup
41.7
41.7
-
33.3
Rata-rata daya serap
73.4
69.4
89.6
75.0
Keterangan daya serap
Baik
Cukup
Amat Baik
Baik

2.      Efektifitas Pembelajaran
Efektifitas pembelajaran diperoleh dengan memperhatikan rata-rata daya serap hasil belajar keterampilan psikomotor pada materi gerak lurus melalui penerapan model pembelajaran CLIS seperti terlihat pada tabel 5. Maka efektifitas pembelajaran dapat disimpulkan  seperti terbaca pada tabel 6.
Tabel 6.Efektifitas Pembelajaran
No
Pelaksanaan
Rata-rata daya
serap (%)
Kategori
1
2
3
Rencana pelaksanaan pembelajaran 01
Rencana pelaksanaan pembelajaran 02
Rencana pelaksanaan pembelajaran 03
73.4
69.4
89.6
Cukup efektif
Kurang efektif
 Efektif
Rata-rata daya serap  keseluruhan
75.0
Cukup efektif

3.      Ketuntasan Belajar Siswa
Seperti telah diuraikan pada bab III, bahwa seorang siswa di katakan tuntas jika telah menguasai 75% dari tujuan pembelajaran yang telah diberikan. Berdasarkan analisis data hasil belajar keterampilan psikomotor pada lampiran 12 dapat dijelaskan tentang ketuntasan belajar siswa seperti tergambar pada tabel 7.
Tabel 7. Ketuntasan Belajar Siswa
Pelaksanaan
Jumlah  siswa  tuntas
Persentase (%)
Rencana pelaksanaan pembelajaran 01
7
58.3
Rencana pelaksanaan pembelajaran 02
7
58.3
Rencana pelaksanaan pembelajaran 03
12
100
Ketuntasan Klasikal
7
58.3

4.      Ketuntasan Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran dikatakan tuntas jika 85% dari jumlah siwa telah tuntas untuk tujuan pembelajaran tersebut. Berdasarkan analisis data hasil belajar keterampilan psikomotor pada lampiran 12 dapat diambil kesimpulan tentang ketuntasan tujuan pembelajaran seperti terbaca pada tabel 8.
Tabel 8. Ketuntasan Pencapaian Tujuan Pembelajaran
No. tujuan pembelajaran
Jumlah siswa yang tuntans
Ketuntasan (%)
Kategori
1
2
3
4
7 dari 12 siswa
6 dari 12 siswa
7 dari 12 siswa
12 dari 12 siswa
58.3
50
58.3
100
Tidak tuntas
TidakTuntas
Tidak tuntas
Tuntas
Ketuntasan Materi Pembelajaran
25
Tidak Tuntas


G.    Pembahasan Hasil Belajar Keterampilan Psikomotor
 Pada penelitian ini keterampilan  yang dapat diterapkan hanya pada tingkat imitasi. Hal ini disebabkan karena penelitian dilakukan pada siswa kelas VII yang mana belum terlatih melakukan kerja ilmiah, sehingga  untuk tingkatan yang lebih tinggi akan menemui kesulitan dan tentu membutuhkan banyak waktu. Keterampilan pada tingkatan imitasi adalah kemampuan melakukan kegiatan-kegiatan sederhana dan sama persis dengan yang dilihat/diperhatikan sebelumnya.
Instrumen penilaian hasil belajar psikomotor pada penelitian ini adalah lembar penilaian yang terdiri dari empat butir soal yang mewakili keterampilan yang diinginkan. Bentuk penilaian yang dilakukan adalah tes unjuk kerja.
Tes unjuk kerja dalam penelitian ini dilakukan  diluar jam pelajaran setelah penerapan model pembelajaran CLIS pada materi pokok gerak lurus.Tes dilakukan dengan sistem “giliran”, dan batas waktu pengerjaan yang sudah ditentukan yaitu bervariasi tergantung pada tingkat kerumitan soal.
Soal-soal tes yang diujikan merupakan gambaran dari tujuan pembelajaran keterampilan psikomotor. Soal-soal tersebut dapat dirinci sebagai berikut:
1.      Soal no 1. Bertujuan mengetahui kemampuan siswa dalam menggunakan stopwatch yang diamati melalui 3 ( tiga ) aspek yaitu, cara memegang stopwatch, cara menekan tombol stopwatch dan membaca hasil pengukuran.
2.       soal no. 2 bertujuan mengetahui kemampuan siswa dalam menggunakan alat ukur panjang (meteran klos) yang diamati melalui empat aspek yaitu cara memegang meteran klos, cara melakukan pengukuran, membaca hasil pengukuran dan cara menutup meteran klos.
3.       soal no. 3 siswa dapat menyusun alat-alat yang siap digunakan untuk melakukan percobaan glb. Penilaian pada soal no. 3 meliputi tiga aspek yaitu merangkai rel, memasang ticker timer, memasang pita ticker timer.
4.      Soal no. 4 siswa diminta melukis grafik GLBB dari pita hasil percobaan GLBB. Pada soal no. 4  diamati melalui dua aspek yaitu memotong pita dan menempel potongan pita.
Berdasarkan hasil analisis deskriptif mengenai hasil belajar keterampilan psikomotor melalui penerapan pembelajaran CLIS pada materi pokok gerak dapat dijelaskan bahwa:
1.      Efektifitas Pembelajaran
Pada tabel 6 dapat dilihat bahwa efektifitas pembelajaran pada setiap rencana pelaksanaan pembelajaran  materi pokok  gerak melalui penerapan model pembelajaran CLIS tidak sama yaitu pada rencana pelaksanaan  pembelajaran pertama berada pada kategori cukup efektif dengan persentasi 73,4%. Pada rencana pelaksanaan pembelajaran kedua efektifitas pembelajaran berada pada kategori kurang efektif dengan persentasi 69,4%. Sedangkan efektifitas pembelajaran  pada rencana pelaksanaan pembelajaran ketiga berada pada kategori  efektif dengan persentase 89,5 %. Secara keseluruhan efektifitas pembelajaran berada pada kategori cukup efektif dengan persentase 75.0%.
Proses pembelajaran berlangsung  pada kategori cukup efektif karena penerapan model pembelajaran CLIS memungkinkan siswa lebih aktif dan  guru hanya sebagai fasilitator. Hanya saja pada penelitian ini efektifitas tidak dapat mencapai kategori efektif atau sangat efektif karena penilaian psikomotor masih dianggap hal baru dan sepele oleh siswa. Sehingga dalam mengerjakan tes unjuk kerja terkesan tidak sungguh - sungguh dan kurang cermat.
2.      Ketuntasan Belajar Siswa
Berdasarkan tabel 7 dapat dilihat bahwa ketuntasan belajar psikomotor siswa pada pelaksanaan pembelajaran 01 adalah 53.3% (7 siswa)pada  pelaksanaan pembelajaran 02  adalah 55.3% (7 siswa) dan pada pelaksanaan pembelajaran 03 aaadalah 100% (12 siswa). Sedangkan untuk materi pokok gerak lurus 58.3% (7 orang) siswa kelas VII.1 telah tuntas menguasai keterampilan psikomotor sedangkan 41.7% (5 orang ) siswa kelas VII.1 dinyatakan  belum menguasai keterampilan psikomotor.
3.      Ketuntasan Tujuan Pembelajaran
   Berdasarkan tabel 8 dapat diambil kesimpulan bahwa 4 ( empat ) tujuan pembelajaran keterampilan psikomotor terdapat 1 (satu) tujuan pembelajaran yang telah tuntas, sedangkan 3 (tiga) tujuan pembelajaran lainnya dinyatakan tidak tuntas. Sehingga secara klasikal tujuan pembelajaran keterampilan psikomotor pada materi pokok gerak lurus dinyatakan tidak tuntas dengan persentasi ketuntasan tujuan pembelajaran 25%.
   Tiga tujuan pembelajaran yang tidak tuntas tersebut adalah:
1.      Tujuan Pembelajaran No.1
Yaitu  siswa terampil menggunakan stopwatch.
2.      Tujuan Pembelajaran No.2
Yaitu  siswa terampil menggunakan meteran klos untuk mengukur panjang benda.
3.      Tujuan Pembelajaran No.3
Yaitu siswa dapat menyusun alat yang siap digunakan untuk melakukan percobaan GLB.
Permasalahan ketidaktuntasan ketiga tujuan pembelajaran tersebut adalah kurangnya kecermatan siswa dalam menggunakan/memperlakukan alat, urutan yang sebaiknya ia lakukan dalam merangkai alat, dan kurangnya kehati-hatian dalam menyusun alat. Kenyataan ini juga dapat dilihat pada lampiran 9 dan 10, rata – rata ketuntasan pada semua aspek hanya 66,7% siswa yang dinyatakan tuntas. Hal ini memang dapat dimaklumi karena untuk menyusun rangkaian percobaan   GLB, menggunakan stopwatch dan menggunakan meteran klos memang cukup rumit. Oleh sebab itu perlu adanya pelatihan keterampilan psikomotor yang berulang tentang menyusun alat percobaan GLB, menggunakan stopwatch dan meteran klos.
  
KESIMPULAN DAN SARAN

Dari analisis data yang telah dilakukan diperoleh efektifitas pembelajaran pada kategori cukup efektif dengan persentase 75%. Ketuntasan belajar keterampilan psikomotor yang meliputi ketuntasan individu dan ketuntasan klasikal, yaitu 58.3% dari jumlah siswa kelas VII.1 dinyatakan tuntas dan 41.7% dari jumlah siswa dinyatakan tidak tuntas, sehingga secara klasikal kelas VII.1 SMP Negeri 1 Batupanjang dinyatakan tidak tuntas pada materi pokok gerak lurus. Sedangkan untuk ketuntasan tujuan pembelajaran terdapat 1 (satu) dari 4 (empat) tujuan pembelajaran telah tuntas, dan 3 (tiga) tujuan pembelajaran lainnya dinyatakan tidak tuntas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran tidak tuntas mengakibatkan  ketidaktuntasan materi pelajaran. Ketuntasan materi pelajaran tersebut adalah 25%. Hasil penelitian ini memberi gambaran bahwa pentingnya variasi model pembelajaran, terlebih-lebih model pembelajaran yang mengoptimalkan keterampilan psikomotor siswa.
Bertitik tolak dari temuan peneliti dalam melakukan penelitian ini, ada beberapa saran yang berhubungan dengan model pembelajaran dan hasil belajar keterampilan psikomotor melalui penerapan model pembelajaran Children Learning In Science yaitu:
1.         Pada model pembelajaran CLIS ini, guru harus konsentrasi dan mengikuti fase-fase pembelajaran yang telah dirinci dalam rencana pelaksanaan pembelajaran sehingga proses pembelajaran sesuai yang diinginkan.
2.         Pada model pembelajaran CLIS ini, guru harus lebih banyak mengaitkan materi pembelajaran dengan fakta yang ada dalam kehidupan, sehingga peserta didik akan lebih mudah memahami dan memberi komentarnya.
3.         Model pembelajaran CLIS ini adalah salah satu model pembelajaran  yang menganut paham kontruktivisme, peneliti lain dapat melakukan penelitian serupa  dengan menggunakan model-model pembelajaran  yang menganut paham kontruktivisme lainnya.
4.         Hasil belajar keterampilan psikomotor pada penelitian ini baru pada tingkat imitasi (melakukan kegiatan – kegiatan sederhana  dan sama persis dengan yang dilihat atau diperhatikan sebelumnya).
Peneliti lain disarankan untuk dapat melakukan penelitian pada tingkat   psikomotor yang lebih tinggi.


DAFTAR PUSTAKA

Depdikbud., 1994. Petunjuk Pelaksanaan Proses Mengajar, Depdikbud, Jakarta
Depdiknas., 2006, Panduan Pengembangan Silabus SMP, Jakarta.
Djamarah dan Zaini.,1996, Strategi Belajar Mengajar, Rineke Cipta, Jakarta.
Gulo,W., 2002, Strategi Belajar Mengajar, Grameda Widia, Sarana Indonesia, Jakarta.
Djamarah., 1994, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, Usaha Nasional, Jakarta.
Sudjana, 2005, Strategi Pembelajaran Luar Sekolah, Falah Production, Bandung.
Ibrahim,M.,2005, Asesmen Berkelanjutan, Unesa Univercity Press, Surabaya.
Hamalik,O., 2001, Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta.
Ibrahim, M., 2006, Strategi Asesmen dan Pengembangannya, Makalah pada pelatihan Strategi Pembelajaran bagi Dosen Jurusan FMIPA FKIP UNRI, Pekanbaru.
Kanginan,M., 2004, Sains Fisika I B, Erlangga, Jakarta
Mulyasa,E., 2005, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Rosda, Bandung.
Apratiswan., 2005,Hasil Belajar Fisika Melalui Metode Pembelajaran Children Learning In Science (CLIS) Pada Siswa SMP N 1 Bangkinang Barat Dalam Pokok Bahasan Kemagnetan, Pekanbaru (Skripsi tidak diterbitkan).
Natuna, D. A., 2004, Pengantar Menjadi Guru, UNRI Press, Pekanbaru.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar